SAHABAT MUSLIM INDRAMAYU MENGAJAK KEPADA SAUDARA-SAUDARA BERDONASI UNTUK PERKEMBANGAN DAKWAH UMAT SEPERTI PEMBANGUNAN RADIO, YOUTUBE CHANNEL DAN KEGIATAN-KEGIATAN DAKWAH LAINNYA, INFORMASI : 0812 2226 6604
  • Log In

Sahabat Muslim Indramayu

Akhlak Al-Qur'an Aqidah Bantahan Syubhat Belajar Bahasa Arab Buletin Jum'at Online Dakwah Fiqih Hadits Keluarga Manhaj Masalah Penyejuk Hati
  • DROPDOWN MENU
  • SMI Tube
  • Jadwal Kajian
  • Forum Diskusi
~ Al-Qur'an | Kajian | E-Book | Artikel | Nasihat bagi Atheis ~

Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia (MUI Pusat)


Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alahi wasallam:
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”
[HR. Muslim dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu]
Home » Buletin Jum'at Online » Amal Jelek, Beban Tanggungan Manusia di Dunia dan Akhirat

Amal Jelek, Beban Tanggungan Manusia di Dunia dan Akhirat

Label: Buletin Jum'at Online

BULETIN JUM'AT ONLINE - Edisi 59 / Th. II / Robi'ul Akhir 1435 H

Amal Jelek, Beban Tanggungan Manusia di Dunia dan Akhirat

Kaum Muslimin, marilah kita sekali lagi mengingat-ingat kewajiban kita di dunia ini untuk beramal shalih dan menjauhi segala larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah wujud ketakwaan seorang hamba yang nantinya akan mengantarkan dirinya kepada keselamatan. Mengapa perlu ditekankan persoalan ini ? Sebab, belakangan ini banyak peristiwa yang menyita perhatian umat sehingga membuat mereka lalai dari kewajiban ini. Atas dasar itu, marilah kita merenungi firman Allah Ta’ala : “Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Rabbmu sama sekali tidak menzhalimi hamba-hamba (Nya).” (Qs. Fushshilat : 46)

Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan bahwa amal shalih yang dikerjakan oleh seorang manusia yaitu keimanan dan ketaatannya kepada Allah, pada hakekatnya orang yang melakukannyalah yang memperoleh manfaat positifnya secara langsung, bukan orang lain. Selain mendapatkan pahala dan meningkatkan keimanan, amal shalih itu juga kian mendekatkan dirinya kepada Rabbnya, menguatkan penghambaan dirinya kepada-Nya dan menjadi perbekalan terbaik di akhirat kelak saat kekayaan dan keturunan tidak berguna sama sekali untuk menyelamatkan seseorang dari siksa Allah Ta’ala yang sangat pedih. Dengan itu, ia akan memperoleh balasan berupa Surga dan selamat dari Neraka.

Imam ulama tafsir, Imam ath-Thabari Rahimahullaahu mengatakan bahwa maksudnya adalah orang yang menjalankan ketaatan kepada Allah di dunia dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, maka sebenarnya ia sedang berbuat baik bagi dirinya sendiri. Sebab dialah yang mendapatkan balasan, sehingga di akhirat nanti berhak mendapatkan Surga dari Allah Ta’ala dan selamat dari Neraka. 

Hal ini juga telah difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat-ayat lain. Di antaranya : “…Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan).” (Qs. Ar-Ruum : 44)

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman : “…Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri…” (Qs. An-Naml : 40)

Amal shalih yang tertera dalam ayat, disyariatkan harus sejalan dengan ketentuan dan petunjuk Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallama. Tidak setiap amalan merupakan amal shalih. Demikian pula amal-amal yang dianggap baik oleh sebagian orang (kelompok, golongan) dan kemudian dikait-kaitkan dengan ajaran Islam, ini pun bukan amal shalih. Akan tetapi merupakan perkara baru dalam agama yang lazim disebut bid’ah. Tentang ini, Syaikh as-Sa’di Rahimahullaahu menekankan, “(Yang dimaksud amal shalih) yaitu amal yang diperintahkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.”

Ketepatan amal dengan perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya tidak bisa ditawar-tawar. Sebab, hal itu berpengaruh kuat dalam diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang. Amal ibadah yang diterima mesti memenuhi dua syarat : ikhlas karena Allah Ta’ala dan mengikuti panduan serta petunjuk Rasulullah.

Jika amal shalih akan berguna bagi pelakunya, maka amal jelek pun akan menjadi tanggungan dan beban bagi pelakunya. Allah Ta’ala berfirman : “Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (Qs. An-Nisaa’ : 111)

Pada tempat yang lain Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa kafir, maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu…” (Qs. Ar-Ruum : 44)

Balasan buruk tidak hanya dirasakan di akhirat kelak, tempat yang Allah jadikan sebagai tempat membalas seluruh amalan para hamba, namun juga menimpa pelakunya di dunia. Ini menyangkut seluruh perbuatan dosa, baik dosa besar maupun kecil. Barangsiapa berbuat keburukan (dosa), maka dirinyalah yang memikul hukuman dari kesalahan dan dosanya di dunia dan akhirat, bukan tanggungan orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak merugi bila seluruh manusia tidak taat kepada-Nya. Begitu pula sebaliknya, keimanan, ketaatan dan ibadah seluruh umat manusia tidak memberi manfaat sedikit pun bagi Allah Yang Maha Kaya. Allah Ta’ala berfirman : “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad) ? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Qs. Ali Imran : 144)

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Wahai hamba-Ku, kamu tidak akan sanggup membahayakan-Ku dan tidak sanggup memberi manfaat kepada-Ku.” (HR. Muslim)

Jelas sudah, kekuasaan dan keagungan Allah Ta’ala tidak mengalami penyusutan akibat ketidak patuhan, kekufuran maupun perbuatan maksiat manusia kepada Allah. Akan tetapi, Allah Ta’ala mencintai para hamba-Nya yang taat dan bertakwa kepada-Nya dan benci bila berbuat maksiat dan kekufuran. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman : “Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran para hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridhai kesyukuranmu itu…” (Qs. Az-Zumar : 7)

Dari sini bisa diketahui kesalahan orang-orang yang enggan beribadah dan taat kepada Allah dengan berbagai dalih dan alasan. Ketika rezeki tetap seret, lowongan pekerjaan tak juga kunjung datang, warung masih sepi tanpa pembeli, usaha tidak maju-maju, akhirnya shalat lima waktu ditinggalkan. Ia berdalih, shalat nggak shalat sama saja, rezeki tetap saja seret. Nauudzubillahi min dzaalik.

Sifat kezhaliman, siapa pun yang melakukannya adalah tercela. Karena merupakan tindakan yang tidak pada tempatnya dan mengandung unsure melampaui batas dan penganiayaan terhadap pihak lain. Atas dasar itulah, Allah Ta’ala tidak menyiksa seseorang kecuali dengan dosa (yang telah ia perbuat) di dunia ini atau karena faktor yang menyebabkan seseorang pantas menerima siksaan-Nya, tidak membebaninya dengan kesalahan dan dosa orang lain. Dan Allah tidak menyiksa seseorang pun kecuali telah ditegakkan hujjah di hadapannya dan diutus para Rasul kepadanya.

Maha Suci Allah, Rabb yang Maha Agung yang berhak diibadahi, diagungkan dan dibesarkan. Sebab, kalau berhendak, maka Allah bisa saja berbuat zhalim yang tidak akan ada seseorang pun yang dapat menghalanginya. Namun, Allah Ta’ala menyatakan dzat-Nya bersih dari sifat yang sangat tidak terpuji ini. Maka kewajiban seorang Muslim mensucikan dzat-Nya dari sifat kezhaliman dan meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Bijak lagi Maha Adil dalam perkara yang Dia perintahkan dan larang. Dan sekaligus selalu berusaha menghindari perbuatan kezhaliman kepada siapa pun. Wallahu A’lam.

Maraji’ : Majalah As-Sunnah Edisi 01 / Thn. XIV / Rabiul Tsani 1431 H, hlm. 62-64

Disadur:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=371903869618932&set=a.323628074446512.1073741834.100003979656825&type=1&theater
Artikel; SMIndramayu.Blogspot.Com


Share on: Facebook Twitter Google+
← Newer Post Older Post → Home

Radio Syuja Indramayu

Image and video hosting by TinyPic
Loading the player...


Dapatkan CD atau DVD Gratis !
Berisi Murotal Al-Qur'an dan Kajian Islam
Saat ini:
326 CD & 100 DVD
Telah disebarkan sejak 15 Juni 2015
Insya Allah akan terus berjalan
~ Trans|7 - Mengenal Wahabi ~


DOWNLOAD

 Durusul Lughah - Jilid 1   Panduan 
 Durusul Lughah - Jilid 2   Panduan 
 Durusul Lughah - Jilid 3   Panduan 
Copyright 2016 Sahabat Muslim Indramayu. All Rights Reserved.