Edisi 58 / Th. II / Robi'ul Akhir 1435 H
Urgensi Pendidikan Islam di Keluarga
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahriim : 6)
Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma berkata ketika menafsirkan ayat ini : “Berbuatlah ketaatan kepada Allah dan jauhi kemaksiatan, perintahkan kepada keluarga kalian untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya niscaya Allah akan menyelamatkan mereka dari api neraka.”
Qatadah rahimahullaahu berkata : “Perintahkanlah kepada keluarga kalian agar bertakwa kepada Allah, cegalah mereka dari kemaksiatan. Pimpin mereka untuk melaksanakan perintah Allah, dan perintahkan mereka agar menjalankan perintah-Nya dan bantulah. Jika kalian melihat mereka bermaksiat segera kalian peringatkan dan cegalah.”
“Wajib bagi setiap Muslim untuk mengajarkan keluarganya apa-apa yang diwajibkan oleh Allah dan apa-apa yang dilarang (guna dijauhi).” (Tafsirul Qur’anil Adzimi oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir 7 / 133)
Ayat di atas merupakan dasar pendidikan dan pengajaran terhadap keluarga. Adalah kewajiban bagi setiap pemimpin keluarga untuk mendidik dan membimbing anggota keluarganya. Seorang suami tidak hanya dituntut untuk memenuhi nafkah isterinya saja, tetapi ia juga dituntut untuk membimbing isterinya sehingga terhindar dari perbuatan maksiat. Begitu pula terhadap anak-anaknya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda : “Kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kalian pimpin. Seorang kepala negara adalah pemimpin, dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin keluarganya, dia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829 dari Abdullah bun Umar)
Tegasnya, para suami dan orang tua akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah tentang isteri dan anak-anaknya.
Rasulullah memperingatkan dengan keras kepada suami dan orang tua yang bersikap tidak peduli atau menutup mata terhadap kemaksiatan yang dilakukan keluarganya. Kepada mereka beliau bersabda : “Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka. Yaitu, peminum khamar, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya dan dayyuts (orang yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya.” (HR. Bukhari dalam Fthul Baari 8 / 45 dari Abdullah bin Umar)
Begitu pentingnya pendidikan keluarga dalam Islam, sampai-sampai Rasulullah memberitahukan bahwasanya Allah mengharamkan orang-orang yang dayyuts untuk masuk surga. Yang lebih memprihatinkan lagi, diyatsah ini justru mewabah dimana-mana. Hampir kebanyakan orang tua dan suami terkena penyakit ini. Para suami membiarkan isteri-isterinya keluar rumah dengan tidak menutup aurat, para orang tua tidak peduli terhadap pergaulan putra-putrinya dengan lawan jenis yang bukan mahrom dan membiarkan anaknya terutama yang perempuan (yang sudah baligh) memakai pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang tidak selayaknya dipakai oleh seorang muslimah. Sedangkan Rasulullah telah bersabda : “Ada dua kelompok yang termasuk ahli neraka yang belum pernah aku lihat. Yaitu, suatu kelompok yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya. Dan wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang bergaya ketika berjalan karena ingin diperhatikan oleh orang. Kepala mereka seperti punuk unta yang berleher panjang. Mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 3971, Ahmad no. 8311 dan Imam Malik no. 1421)
Dan termasuk diyatsah yang kebanyakan kaum Muslimin menutup mata akan hal ini, yaitu membiarkan ada gambar-gambar yang tidak selayaknya dilihat (gambar porno) di rumahnya, membiarkan menonton film-film yang merusak akhlak serta menghilangkan rasa malu pada diri mereka, dan masih banyak lagi lainnya.
Di dalam membina kehidupan keluarga yang diridhai Allah, ajarkanlah kepada mereka dinul Islam dan perintahkanlah kepada mereka untuk selalu bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan bahwasanya apa-apa yang dilakukan oleh seorang hamba, Allah Maha Mengetahui dan pasti akan ada hisabnya di akhirat nanti, bombing mereka sesuai dengan sunnah Rasulullah karena sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, memerintahkan serta mencontohkan kepada mereka hadir ke masjid untuk shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an dan apabila mereka dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Inilah di antara peringatan Allah kepada kaum Muslimin agar senatiasa untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka, karena neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Wallahu A’lam.
Sumber : Buletin Jum'at Ma'had Naashirussunnah Indramayu
Disadur:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=368722953270357&set=a.323628074446512.1073741834.100003979656825&type=1&theater
Artikel:
SMIndramayu.Blogspot.Com