SAHABAT MUSLIM INDRAMAYU MENGAJAK KEPADA SAUDARA-SAUDARA BERDONASI UNTUK PERKEMBANGAN DAKWAH UMAT SEPERTI PEMBANGUNAN RADIO, YOUTUBE CHANNEL DAN KEGIATAN-KEGIATAN DAKWAH LAINNYA, INFORMASI : 0812 2226 6604
  • Log In

Sahabat Muslim Indramayu

Akhlak Al-Qur'an Aqidah Bantahan Syubhat Belajar Bahasa Arab Buletin Jum'at Online Dakwah Fiqih Hadits Keluarga Manhaj Masalah Penyejuk Hati
  • DROPDOWN MENU
  • SMI Tube
  • Jadwal Kajian
  • Forum Diskusi
~ Al-Qur'an | Kajian | E-Book | Artikel | Nasihat bagi Atheis ~

Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia (MUI Pusat)


Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alahi wasallam:
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”
[HR. Muslim dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu]
Home » Buletin Jum'at Online » Terlena dengan Kenikmatan Semu

Terlena dengan Kenikmatan Semu

Label: Buletin Jum'at Online

BULETIN JUM'AT ONLINE
Edisi 28 / Th. I / Rajab 1434 H

Di saat Allah Subhanahu wa Ta'la menghendakai terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompetnya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang ada di muka bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka kembali. Allah Ta’ala berfirman : “Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).” (Qs. az-Zumar : 68)

Maka, setelah malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang kedua kalinya, semua makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah Ta’ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan tanah, dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan dan tidak membawa sesuatu apapun. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallama bersabda : “Pada hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian dan dalam keadaan berkhitan. ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘Anha bertanya, “Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul dalam satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lain ?” Rasulullah menjawab, “Wahai ‘Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikitpun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah Ta’ala berfirman : “Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (Qs. ‘Abasa : 34-37)

Semua manusia saat itu berada dalam ke-tidak pastian. Masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dimasukkan ke taman-taman Surga, ataukah termasuk orang yang merugi dijebloskan ke dalam lembah hitam Neraka.
Dalam kondisi seperti itu Allah Ta’ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran. Al-Miqdad bin al-Aswad Radhiyallaahu ‘Anhu bercerita, “Aku mendengar Rasulullah bersabda : “Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil…Pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri !” (HR. Muslim)

Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebungungan dan ketidakpastian yang tiada bandingnya, padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50.000 tahun hari-hari dunia ! Allah Ta’ala berfirman : “Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kapada Rabb, dalam sehari setara dengan 50.000 tahun.” (Qs. al-Ma’aarij : 4)

Seandainya kita mau berpikir betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara kita yang terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50.000 tahun di dunia !

Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal shalih. Padahal, pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 39 tahun saja ! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu yang amat singkat !

Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja. Karena umur yang 60 tahun itu akan dikurangi masa tidur kita di dunia yang jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah 1/3 dari umur kita yaitu 20 tahun. Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum baligh, karena seseorang tidak berkewajiban untuk beramal melainkan setelah ia baligh, taruhlah jika kita baligh pada umur 10 tahun, berarti umur kita hanya tinggal 30 tahun !

Subhanallah, bayangkan, pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal shalih di dunia ini hanya selama 30 tahun saja ! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal shalih, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun !

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya : “Wahai manusia ! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (Qs. Faathiir : 5)

Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi ? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk ! Sahl bin Sa’d Radhiyallaahu ‘Anhu bercerita bahwa Rasulullah bersabda : “Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk; niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk) air.” (HR. Tirmidzi, dia berkata : “Shahih gharib min hadzal wajhi”)

Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah Ta’ala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah dalam firman-Nya : “Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami (dari Neraka) niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan ? Maka rasakanlah (adzab Kami), dan bagi orang-orang dzalim tidak ada seorang penolong pun.” (Qs. Faathiir : 37)

Namun, mereka tidak akan mungkin bisa kembali ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di Neraka. Allah Ta’ala bercerita : “Dan mereka berseru, “Wahai (malaikat) Malik ! Biarlah Rabbmu mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini).” Sungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (Qs. az-Zukhruf : 77-78)

Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah Ta’ala berfirman : “Para penghuni Neraka menyeru para penghuni Surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,” (yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” (Qs. al-A’raaf : 50-51)

Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, Amiin ya Rabbal ‘alamin.

Maraji’ : Majalah Al-Furqon Edisi 01 Th ke-10 1431 H / 2010 M
Disadur:
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=256216557854331&set=at.111107895698532.15534.100003979656825.100001143965317&type=1&theater
Artikel: SMIndramayu.Blogspot.Com


Share on: Facebook Twitter Google+
← Newer Post Older Post → Home

Radio Syuja Indramayu

Image and video hosting by TinyPic
Loading the player...


Dapatkan CD atau DVD Gratis !
Berisi Murotal Al-Qur'an dan Kajian Islam
Saat ini:
326 CD & 100 DVD
Telah disebarkan sejak 15 Juni 2015
Insya Allah akan terus berjalan
~ Trans|7 - Mengenal Wahabi ~


DOWNLOAD

 Durusul Lughah - Jilid 1   Panduan 
 Durusul Lughah - Jilid 2   Panduan 
 Durusul Lughah - Jilid 3   Panduan 
Copyright 2016 Sahabat Muslim Indramayu. All Rights Reserved.