
BULETIN JUM'AT ONLINE - Edisi 85 / Th. III / Muharram 1436 H
Dilarang Menikah di Bulan Shafar ?
Kata 'Shafar' [arab : صفر] dalam bahasa Arab artinya nol. Orang Arab menyebut angka nol dengan 'Shifrun.' Mereka menyebut rumah yang kosong (karena ditinggal pergi penghuninya) dengan sebutan : Ash-fa-raat Ad-Daar [arab : اصفرت الدار], artinya rumah yang kosong. Karena pada bulan inilah masyarakat jahiliyah mengadakan perjalanan jauh dalam rangka perang, setelah sebelumnya dilarang perang di bulan Muharram.
(http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=27755)
Masyarakat Jahiliyah dan Bulan Shafar
Ada dua sikap menyimpang yang dilakukan masyarakat jahiliyah terhadap bulan Shafar :
Pertama, masyarakat jahiliyah sering menjadikan bulan Shafar sebagai pengganti kesucian bulan Muharram.
Apabila mereka terdesak melakukan perang di bulan Muharram, mereka mengganti kesucian bulan Muharram karena berperang tersebut dengan bulan Shafar. Kebiasaan ini disebut an-Nasi’ (menunda). (al-Qamus al-Fiqh, hal. 351).
Allah mencela keras sikap mereka ini. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman :
إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ
“Sesungguhnya menunda bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan sikap menunda-nunda itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah.” (Qs. At-Taubah : 37)
Kedua, masyarakat jahiliyah berkeyakinan bahwa bulan Shafar merupakan bulan sial. Mereka tidak berani mengadakan acara penting di bulan ini. Ketika Islam datang, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallama menghapus keyakinan ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda :
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ
“Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyaroh, tidak ada shafar, dan tidak ada hammah.” (HR. Bukhari 5707 dan Muslim 2220)
Keterangan :
Salah satu di antara makna ‘tidak ada shafar’ adalah tidak ada keyakinan sial karena bulan Shafar.
Ibnu Rajab mengutip menjelaskan,
أن أهل الجاهلية كانوا يستيشمون بصفر ويقولون: إنه شهر مشئوم فأبطل النبي صلى الله عليه وسلم ذلك
”Bahwa masyarakat jahiliyah berkeyakinan sial terhadap bulan Shafar. Mereka mengatakan, Shafar adalah bulan sial. Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallama menghapus keyakinan ini.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 74).
Akan tetapi sangat disayangkan, ternyata keyakinan semacam ini masih dilestarikan oleh kaum Muslimin. Ketika Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallama telah menghapuskannya sejak 15 abad silam, masih ada pengikut beliau yang melestarikannya.
Semoga Allah melindungi kita dari keyakinan yang menyimpang dari ajaran-Nya.
Allahu a’lam
Disadur:
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=495501507259167&id=100003979656825&set=a.489621434513841.1073741836.100003979656825&refid=13
Artikel:
SMIndramayu.Blogspot.Com