Ketahuilah ! Wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin, sesungguhnya Islam dan kemampuan untuk melaksanakan syari’atnya merupakan nikmat yang tak ternilai harganya. Demikian juga kemampuan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan itu juga merupakan nikmat yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada kaum Muslimin. Pada bulan itu Allah Ta’ala menjanjikan berbagai macam kebaikan, salah satunya Allah Ta’ala membukakan pintu-pintu Surga dan menutup pintu Neraka, maka hendaklah kita berlomba-lomba meraih Surga dengan amal ibadah kita. Janganlah nikmat yang telah begitu banyak Allah Ta’ala kepada kita ini, kita balas dengan prilaku maksiat ! Jangan ada yang mengatakan, “Ramadhan telah berlalu”, lantas ia tidak mau lagi mentaati Allah Ta’ala atau mulai meremehkan perbuatan fasiq dan maksiat. Hendaklah kita tanamkan dalam diri kita, bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala senantiasa melihat kita dan mengetahui segala yang kita rahasiakan. Hendaklah pula kita meyakini, bahwa Allah Ta’ala menghendaki agar kita senantiasa beribadah kepada-Nya pada seluruh bulan serta membenci perbuatan maksiat, kapan pun dan dimana pun dilakukan.
Marilah kita syukuri nikmat Allah Ta’ala ini dengan rasa syukur, agar kenikmatan ini terus bertambah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman : “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.” (Qs. Ibrahim : 7)
Kaum Muslimin, ketahuilah ! Hari raya dalam Islam sangatlah sangat menyenangkan bagi kaum Muslimin. Bagaimana tidak ? Karena hari raya itu tiba setelah kaum Muslimin berhasil menyempurnakan ibadah fardhu yang diwajibkan Allah Ta’ala. Namun kebahagiaan ini, jangan membuat kita lalai sampai lupa diri, karena para malaikat yang bertugas mencatat semua amal tidak pernah lalai. Tentu kita tidak ingin digolongkan ke dalam golongan manusia yang menyesal saat melihat catatan amalnya. Allah Ta’ala menceritakan perkataan orang-orang yang menyesal ini dalam firman-Nya : “…’Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tidak tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,’ dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabbmu tidak mendzhalimi seorang jua pun.” (Qs. al-Kahf : 49)
Kaum Muslimin, kebahagiaan di hari raya ini juga, janganlah membuat kita lupa untuk mempersiapkan jalan yang akan kita tempuh ketika kita harus meninggalkan dunia ini. Karena di depan kita ada kematian yang senantiasa mengintai, yang bisa datang dengan tiba-tiba. Di depan kita ada kehidupan alam kubur dan yang menyertainya. Di hadapan kita masih ada hari Kiamat, hari dimana semua kita akan dibangkitkan untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatan kita. Hendaklah kita mempersiapkan segala sesuatunya untuk hari-hari yang mengerikan ini. Hendaklah kita selalu menjaga shalat, karena sesungguhnya ia adalah tiang agama. Shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Allah Ta’ala berfirman : “Bacalah Kitab (al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar…” (Qs. al-‘Ankabuut : 45)
Jagalah shalat dan laksanakanlah ia tepat pada waktunya, karena ia adalah cahaya keselamatan dan petunjuk. Orang yang menjaga shalat, maka ia telah menjaga agamanya dan barangsiapa yang berani menyepelekan, maka kewajiban-kewajiban yang lain akan lebih disepelekan lagi.
Kaum Muslimin, kewajiban lain yang jangan kita lupa adalah menunaikan zakat harta. Karena zakat ini bisa menyucikan jiwa dan harta kita. Wahai saudara-sudaraku, Allah Ta’ala telah memberikan rezeki yang sangat banyak kepada kita, lalu Allah Ta’ala meminta sedikit darinya, yaitu hanya 2.5 %, kenapa kita masih merasa berat ? Zakat ini di samping akan membersihkan harta kita dan menyucikan jiwa kita, juga bisa menutupi kebutuhan orang-orang miskin. Oleh karena itu, hendaklah kita, wahai kaum Muslimin ! Membersihkan harta dan mencuci jiwa kita dengan menunaikan zakat sesuai dengan ketentuan syari’at. Yakinlah, zakat tidak akan mengurangi harta kita ! Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Shadaqah tidak mengurangi harta.” (HR. Imam Muslim)
Kaum Muslimin, itulah di antara perintah-perintah Allah Ta’ala yang wajib kita laksanakan sesuai dengan kemampuan kita. Di samping perintah, ada juga larangan yang wajib kita jauhi, misalnya meminum khamr. Maka hendaklah kita jauhi sejauh-jauhnya yang namanya khamr. Hendaklah kita menjaga semua keluarga kita dari segala yang bisa memabukkan, karena itulah hakikat khamr, meski dinamai dengan nama yang memikat atau menipu. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman ! Sesungguhnya minuman keras (khamr), berjudi, (berkurban untuk) berhala dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (Qs. al-Maa’idah : 90)
Khamr itu minuman terlaknat, maka orang yang mengkonsumsinya juga kena laknat. Tidak hanya itu, orang yang memerasnya atau meraciknya, yang meminta diperaskan atau diracikan, serta yang membawakannya atau yang menghidangkannya, penjualnya; semuanya kena laknat ! Na’udzu billah. Begitu besar dampaknya dan begitu banyak yang kena dampak keburukannya. Hanya kepada Allah Ta’ala kita memohon perlindungan dan pertolongan agar menjaga kita dan keluarga dari minuman terkutuk ini.
Kaum Muslimin, di antara yang harus kita waspadai juga adalah riba. Karena begitu banyak tersebar dan telah dinamai dengan berbagai macam nama dengan tujuan melegalkannya atau menghalalkan apa yang Allah Ta’ala haramkan. Menghalalkan riba atau yang diharamkan oleh Allah Ta’ala berarti itu sama saja dengan menabuh genderang perang terhadap Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan harta yang dikumpulkan dari hasil riba akan dimusnahkan oleh Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (Qs. al-Baqarah : 276)
Dan adalah kewajiban kita untuk menghindari seluruh perbuatan maksiat-maksiat tersebut. Karena sesungguhnya perbuatan-perbuatan maksiat itu hanya akan menyebabkan Allah Ta’ala murka dan menyebabkan kaum Muslimin lemah dan terhina sehingga bisa dikuasai oleh musuh-musuh mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melindungi kita dan keluarga kita serta seluruh kaum Muslimin.
Hari raya adalah hari yang membahagiakan, namun hendaklah kebahagiaan ini selalu diiringi dengan ketakwaan dan rasa takut kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala senantiasa melihat dan mengetahui apa yang kita sembunyikan dalam dada kita. Janganlah kita tertipu dengan tipu daya dunia. Dunia adalah tempat sementara. Dunia adalah rumah yang penuh cobaan, godaan, ujian dan bencana. Betapa banyak saudara kita yang sibuk dengan dirinya sendiri, sehingga dia tidak merasakan kebahagiaan di hari raya ini. Betapa banyak saudara kita yang tahun lalu ikut merasakan hari raya bersama kita, kini sudah tiada, dijemput oleh kematian. Mereka tinggal di dalam kuburan hanya berteman dengan amal perbuatannya. Maka ambillah pelajaran dari mereka yang sudah meninggal dunia. Dan hendaklah kita mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian ini. Hendaklah kita mempersiapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan oleh para malaikat Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang berbahagia, orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari peristiwa yang telah lewat. Dan cukuplah kematian itu sebagai peringatan.
Maraji’ : Majalah As-Sunnah Edisi 04-05 / Thn. XV / Ramadhan-Syawwal 1432 H, hlm. 1-4 (Lembar Khutbah ‘Idul Fithri 1432 H) dengan ringkas.
Disadur:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=283718145104172&set=at.111107895698532.15534.100003979656825.100001143965317&type=1&theater
Artikel:
SMIndramayu.Blogspot.Com