BULETIN JUM'AT ONLINE
Edisi 30 / Th. I / Sya'ban 1434 H
Pemateri : Asy-Syaikh DR. Sa'ad Ibn Nashir Asy-Syatsri hafidzhahullaahu
Penerjemah : al-Ustadz Firanda Andirja hafidzhahullaahu
Moderator : al-Ustadz Nuzul Dzikri hafidzhahullaahu
MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita limpahan karunia, yang telah memberikan kepada kita kebaikan-kebaikan yang beraneka ragam, silih berganti kebaikan-kebaikan tersebut senantiasa menyapa kita. Sesungguhnya di antara kenikmatan terbesar yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala memperkenalkan diri-Nya kepada kita, menjelaskan tentang sifat-sifat-Nya kepada kita, dan juga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang berada di atas agama-Nya, dan juga termasuk orang-orang yang merupakan pengikut Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama. Karenanya, kita memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama.
Materi yang akan kita sampaikan pada kesempatan kali ini adalah tentang memperbaiki hubungan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tahukah kita bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah shohibul-quwwah, Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang qawiy (yang kuat). Dan seluruh perbendaharaan alam semesta berada di tangan-Nya. Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memberi anugerah dan menahan anugerah. Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang merajai alam semesta ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kerajaan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan menahan kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki.
SEBAB-SEBAB yang BISA MEMPERINDAH HUBUNGAN KITA dengan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala :
Di antara sebab-sebab yang bisa memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah sebab-sebab berikut ini :
1. Meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang menciptakan kita.
Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menciptakan kita ? Bukankah dahulu kita hanyalah setetes air mani ? Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan karunia-Nya merubah diri kita dari air mani menjadi darah, kemudian menjadi segumpal daging, dari satu tahapan menjadi tahapan yang lain. Jika perkaranya demikian, bukankah begitu indah jika kita kemudian memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala ? Karena Dia yang telah menciptakan kita, karena Dia yang telah merubah kondisi kita dari mani yang hina menjadi makhluk yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman : "Wahai manusia ! Sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian …" (Qs. Al-Baqarah : 21)
Lihat, Allah Subhanahu wa Ta'ala ingatkan ! Kenapa Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan kita untuk menyembah-Nya ? Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menciptakan kita !
Dalam ayat lain kata Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Dia-lah Allah yang telah menciptakanmu dari sesuatu yang lemah …" (Qs. Ar-Ruum : 54)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Kenapa kalian tidak mengagungkan Allah ? Sementara Dia telah menciptakan kalian dari tingkatan-tingkatan kejadian." (Qs. Nuuh : 13-14)
2. Meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan anugerah, karunia dan kenikmatan yang beraneka ragam dan berkesinambungan.
Dalam banyak ayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan akan lezatnya kenikmatan yang telah Dia berikan kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (Qs. Al-Israa' : 70)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, maka niscaya kamu tidak dapat menghitungnya …" (Qs. An-Nahl : 18)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan segala nikmat yang ada padamu, maka (datangnya) dari Allah …" (Qs. An-Nahl : 53)
Perhatikanlah tubuh kita ini ! Betapa banyak kenikmatan yang ada dalam tubuh kita, kedua tangan kita, kedua mata kita, kedua telinga kita, kedua kaki kita dan kesehatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita. Kalau seandainya satu urat saja dalam tubuh kita tertimpa rasa sakit, bagaimana perasaan kehidupan kita ? Kita tidak akan merasakan kelezatan kehidupan, padahal baru satu urat dalam tubuh kita yang terasa sakit. Oleh karenanya, apakah tidak pantas bagi kita untuk memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala ?
3. Senantiasa ingat dan sadar bahwasanya kita akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Perhatikanlah dalam kehidupan ini, kemana raja-raja yang dahulu berkuasa ? Kemana orang-orang kaya yang dulu berjalan di atas bumi ? Semuanya telah pergi, semuanya telah kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Hanya kepada Allah-lah kamu sekalian kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan." (Qs. Al-Maa'idah : 48)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : " … Itulah Allah, Rabb kalian, maka sembahlah Dia ! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran ? Hanya kepada-Nya kalian akan kembali." (Qs. Yunus : 3-4)
Karenanya, jika diri kita sadar bahwa kita akan dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kita akan dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hisab yang sangat detail, seluruh amalan kita, secara terperinci akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika kita sadar akan hal ini, maka perbaikilah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
4. Meyakini bahwasanya segala apa yang terjadi di atas alam semesta ini merupakan keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jika kita paham akan hal ini, bahwasanya tidak ada sesuatu kehendak Allah yang bisa ditolak oleh siapapun, maka hendaknya kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena jika Allah berkehendak kebaikan bagi kita, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah !' Maka jadilah sesuatu itu." (Qs. Yaasiin : 82)
Allah Ta'ala juga berfirman : "Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya …" (Qs. Yunus : 107)
5. Senantiasa memerhatikan kondisi manusia dan umat-umat terdahulu.
Kita memperhatikan, betapa banyak umat-umat terdahulu yang dihancurkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal itu disebabkan karena umat tersebut tidak menjalin hubungan terbaik dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan kita juga melihat kebaikan-kebaikan yang Allah limpahkan kepada sebagaian manusia atau sebagaian umat dikarenakan mereka memperindah hubungan baik dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perhatikanlah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Fir'aun : "Maka Allah menghukumnya dengan adzab di akhirat dan siksaan di dunia." (Qs. An-Naazi'aat : 26)
Allah Ta'ala juga berfirman tentang orang-orang yang dzhalim, tentang orang-orang yang angkuh di atas muka bumi ini : "Dan begitulah siksa Rabbmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat dzalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat." (Qs. Hud : 102)
Ikhwani wa akhawati fiillah, jika perkaranya adalah demikian, maka hendaklah kita berusaha memperbagus hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan kita dapati seseorang yang memperbagus hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah mengangkat derajatnya, bukan cuma di negerinya, bahkan di kancah dunia Allah angkat derajatnya, jadilah dia memiliki banyak kebaikan. Karenanya, marilah kita memperbagus hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
6. Meyakini bahwasanya rizki yang kita dapati dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ketahuilah, bahwasanya rizki di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah memberi rizki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah menahan rizki dari siapa yang dikehendaki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Wahai manusia ! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi ? Tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan) ?" (Qs. Faathir : 3)
Allah Ta'ala juga berfirman : "Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki …" (Qs. Ar-Ra'd : 26)
Dalam firman-Nya juga berfirman : "Dan tidak satu pun makhluk bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya …" (Qs. Hud : 6)
Oleh karenanya, indahkanlah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya Allah akan melapangkan rizki bagi kita.
Karena itu ikhwani wa akhawati fillah, berusahalah memperbaiki kehidupan kita di dalam menjalani kehidupan ini agar semua keseharian hidup kita adalah untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana firman-Nya : "Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam." (Qs. Al-An'aam : 162)
KIAT-KIAT MEMPERINDAH HUBUNGAN dengan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala
Ikhwani wa akhawati fillah, tatkala kita berusaha merubah pola hidup kita agar bisa dibangun di atas memperindah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, tentunya ada cara-cara agar kita bisa memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara cara-cara tersebut adalah :
1. Hendaknya kita senantiasa menjaga shalat
Sebabnya adalah karena shalat merupakan perbincangan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, shalat merupakan bentuk membuka pintu antara kita menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam satu hadits, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama menyebutkan, "Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian shalat, maka dia sedang bermunajat kepada Rabbnya." (HR. Bukhari no. 408)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." (Qs. Al-Baqarah : 45)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "…Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar …" (Qs. Al-Ankabuut : 45)
2. Banyak-banyak berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Dalam segala kondisi, dalam segala keadaan, kita hendaklah meminta segala kebutuhan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ingatlah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintaimu tatkala engkau berdo'a kepada-Nya, tatkala engkau menunjukkan segala kebutuhan hidupmu kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana firman-Nya : "Dan Rabbmu berfirman, Berdoa'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Qs. Ghaafir : 60)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Berdo'alah kepada Rabbmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al-A'raf : 55)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang-Ku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia berdo'a kepada-Ku …" (Qs. Al-Baqarah : 186)
Oleh karenanya, perbanyaklah merendahkan diri untuk meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Kita semua pernah bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, setiap kita pasti ada maksiat yang dilakukan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karenanya jika kita tatkala melaksanakan kemaksiatan, kemudian kita ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka bersegeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketahuilah, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintaimu tatkala engkau bertaubat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima taubat para hamba-Nya …" (Qs. At-Taubah : 104)
Dalam satu hadits, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama telah bersabda, "Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat kepada-Nya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya-pen). Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, 'Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu.' Ia salah berucap karena sangat gembiranya." (HR. Muslim no. 2747)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Kemudian sesungguhnya Rabbmu (mengampuni) orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh Rabbmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Qs. Al-Israa' : 119)
4. Banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Sesungguhnya barangsiapa yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan mengingatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku pun akan ingat kepadamu …" (Qs. Al-Baqarah : 152)
Dalam satu hadits, Rasul Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama pernah bersabda, "Jika hamba-Ku mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut nama-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka …" (HR. Bukhari, 8 / 171 dan Muslim, 4 / 2061)
Perhatikan, tatkala engkau mendengar ayat-ayat Allah dibaca oleh imam dalam shalatmu, apakah hatimu tergerak ? Apakah hatimu bergetar tatkala mendengar ayat-ayat tersebut ? Apakah engkau merasa khusyu' tatkala mendengar ayat-ayat tersebut ? Ataukah sebaliknya, engkau terus di atas kelalaianmu ? Terus tidak berusaha untuk memahami ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala ? Oleh karenanya, dengan banyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita akan memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5. Mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mencintai perkara-perkara yang dicintai-Nya.
Barangsiapa yang menjalani kehidupannya dengan mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan merasakan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Di antara perkara-perkara yang perlu kita perhatikan dalam mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu :
=> Mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
=> Mencintai amalan-amalan shalih yang mendatangkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
=> Mencintai para wali-wali Allah, orang-orang yang shalih, kita mencintai mereka karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
=> Mencintai tersebarnya kebaikan kepada hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Orang-orang yang mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga mencintai kebaikan yang ada di hamba-hamba Allah, maka dia telah memperbagus hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "… Dan orang-orang yang beriman, sangat besar cinta mereka kepada Allah …" (Qs. Al-Baqarah : 165)
Dalam hadits, Rasul Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Ada tiga hal, yang jika tiga hal itu ada pada seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman. (Yaitu) : Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah." (Muttafaqun 'Alaih)
Di antara bukti bahwasanya kita mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan kita mencintai hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala, barangsiapa yang merahmati hamba-hamba Allah, maka Allah akan merahmatinya. Rasul Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Orang-orang yang merahmati hamba-hamba Allah, maka Allah akan merahmati mereka …" (HR. Abu Dawud no. 4941)
Dan di antara bentuk kasih sayang kita kepada hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah kita tidak sombong terhadap mereka, kita tidak angkuh di hadapan mereka, kita tidak merasa bahwa diri kita lebih tinggi dari mereka. Dalam satu hadits, Rasul Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Barangsiapa yang merendah karena Allah satu derajat, maka Allah akan mengangkatnya satu derajat, sehingga menjadikan dirinya di Iliyyin. Dan barangsiapa yang menyombongkan diri kepada Allah satu derajat, maka Allah akan merendahkannya hingga direndahkan serendah-rendahnya.” (HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dan Hakim)
Oleh karenanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala membenci orang-orang yang angkuh dan sombong. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong." (Qs. An-Nahl : 23)
6. Bersabar tatkala tertimpa musibah.
Ikhwani wa akhawati fillah, jika kita terkena musibah, kemudian engkau dapati dirimu terasa sempit dan hatimu terasa sesak, maka tunggu dulu. Usahakanlah dirimu untuk memperbaiki hubunganmu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan bersabar tatka menghadapi kondisi-kondisi demikian, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mencintaimu tatkala engkau termasuk orang-orang yang bersabar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar." (Qs. Al-Baqarah : 153)
Apa maksud firman Allah : "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar ?" Maksudnya adalah, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menjadikan dia tegar, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan melapangkan urusannya, akan memudahkan baginya sebab-sebab kebahagiaan. Dan ketahuilah, bahwasanya tatkala orang bersabar, maka dia akan berpindah pada derajat yang lebih tinggi dari kesabaran, yaitu ridha terhadap takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia mengetahui bahwasanya apa yang Allah takdirkan baginya, sesungguhnya itu yang terbaik baginya. Dan dia sadar bahwasanya dialah yang mengambil faedah dari musibah yang menimpanya. Dia tahu, tatkala ada orang yang tertimpa musibah, dia akan merasa berat, akan merasa kesulitan, dan ketahuilah bahwasanya kesudahan dari musibah tersebut adalah indah. Lihatlah perkataan orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang menunjukkan keridhaan mereka. Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." (Qs. At-Taubah : 51)
7. Tidak takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jangan sampai kita takut kepada orang-orang yang memiliki kekuatan yang besar, jangan sampai kita takut kepada raja-raja, tapu takutlah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menguji orang-orang yang hanya takut kepada-Nya : "(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut hanya kepada-Nya semata, dan tidak merasa takut kepada siapapun selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (Qs. Al-Ahzaab : 39)
Allah Subhanahu wa Ta'ala mencela orang-orang yang takut kepada selain-Nya, menjadi para pengikut-pengikut syaithan untuk menakut-nakuti hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya mereka hanyalah syaithan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang yang beriman." (Qs. Aali Imraan : 175)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (Qs. An-Nuur : 52)
8. Pasrah kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak protes terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jika ada 2 orang hamba, yang satu hamba Allah yang senantiasa taat kepada-Nya Subhanahu wa Ta'ala, berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sementara hamba yang kedua, terkadang tidak menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka tentunya hamba yang pertama, lebih indah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karenanya, pasrah terhadap perintah-perintah Allah, tunduk kepada perintah-perintah Allah, tidak memprotes keputusan-keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu merupakan cara memperindah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketepatan, aka nada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka …" (Qs. Al-Ahzaab : 36)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Hanya ucapan orang-orang Mukmin, yang apabila mereka ajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Allah memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, Kami mendengar dan kami taat …" (Qs. An-Nuur : 51)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : " … Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa adzab yang pedih." (Qs. An-Nuur : 63)
9. Mengakui nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita.
Ingatlah, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita, maka jangan sampai kita lupakan nikmat-nikmat tersebut, dari sini kita ketahui bahwasanya di antara cara memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah mengakui karunia Allah kepada kita, mengakui bahwasanya segala nikmat telah datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kita. Bersyukur dengan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "… Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu berupa kitab (al-Qur'an) dan hikmah (Sunnah) …" (Qs. Al-Baqarah : 231)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Dan terhadap nikmat Rabbmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)." (Qs. Adh-Dhuhaa : 11)
Dan di antara bentuk mengakui nikmat Allah kepada kita yaitu kita menggunakan nikmat tersebut pada perkara-perkara yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak kita gunakan pada hal-hal yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana dalam firman-Nya : "… Jika kamu bersyukur, maka Dia meridhai kesyukuranmu itu …" (Qs. Az-Zumar : 7)
Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama telah bersabda, "Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang Mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya, apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
10. Memaafkan kesalahan orang lain.
Jika engkau hendak memperindah hubunganmu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka maafkanlah orang-orang yang bersalah kepadamu. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman : "Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. An-Nuur : 22)
Dan Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman : " … Dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa." (Qs. Al-Baqarah : 237)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Jika kamu menyatakan suatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh Allah Maha Pemaaf, Maha Kuasa." (Qs. An-Nisaa' : 149)
Jika kita memaafkan kesalahan orang-orang yang bersalah kepada kita, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengampuni dosa-dosa kita.
11. Tidak terpedaya dengan kehidupan dunia.
Ikhawani wa akhawati fillah, di antara perkara yang bisa merusak hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah tatkala seseorang membatasi pikirannya hanya untuk urusan dunia, yang selalu menjadi perhatiannya hanyalah dunia, padahal kita tahu bahwasanya dunia begitu cepat hilang, begitu cepatnya sirna, adapun akhirat maka dia itu tetap kekal. Meskipun demikian, kita dapati banyak orang yang mereka itu tidak memandang kecuali kepada dunia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Tidak ! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia, dan mengabaikan (kehidupan) akhirat." (Qs. Al-Qiyamah : 20-21)
Kita dapati, banyak orang yang mendahulukan dunia daripada akhirat, sehingga mereka terpedaya dengan indahnya dunia, terpedaya dan lupa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Dia berfirman : "… Sungguh janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (menaati) Allah." (Qs. Luqman : 33)
12. Ikhlas.
Makna dari ikhlas yaitu tidak hanya sekedar memperbagus / memperindah pekerjaan kita, akan tetapi kita meniatkan segala pekerjaan kita dalam rangka ber-taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam satu hadits, Rasul Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan, kecuali dengan ikhlas dan mengharap wajah-Nya.” (HR. An-Nasaa’i)
Dan hadits di atas adalah sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "Kecuali orang-orang yang bertaubat dan memperbaiki diri, dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman." (Qs. An-Nisaa' : 146)
Perhatikan ikhwani wa akhawati fillah, pentingnya berniat dalam rangka bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Semisal contoh, seseorang yang bekerja dari pagi sampai sore yang dia niatkan dalam rangka bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga dalam rangka menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala akan wajibnya mencari nafkah, maka dia akan diberi ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Begitu juga dengan seseorang yang makan, apabila dia meniatkan dalam rangka menambah kebugaran pada saat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan diberi ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
13. Senantiasa membaca dan mentadabburi Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah risalah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, jika kemudian dibaca oleh kaum Mukminin dengan mentadabburinya, dengan memahami maknanya, maka ini akan mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Dia berfirman : "… Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menjelaskan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan …" (Qs. Al-Maa'idah : 15-16)
Karenanya, ikhwani wa akhawati fillah. Tatkala kita membaca al-Qur'an hati kita harus mendapatkan pengaruh, jangan kita membaca dengan bacaan yang hampa, akan tetapi kita mesti meng-khusyukan hati kita tatkala membaca al-Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah …" (Qs. Al-Hasyr : 21)
Allah Subhanahu wa Ta'ala mencela orang-orang yang telah diberikan Al-Qur'an, kemudian dia berpaling, bahkan orang seperti itu telah berbuat kedzhaliman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan siapakah yang lebih dzhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya kemudian dia berpaling darinya ?" (Qs. As-Sajdah : 22)
14. Meyakini bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa mengawasi kita.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui dan melihat seluruh keadaan dan seluruh kondisi kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengawasi segala apa yang ada di dalam dada kita, senantiasa mengawasi kita tentang apa yang kita niatkan. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menugaskan para malaikat untuk mencatat segala gerak-gerik kita, untuk mencatat segala kegiatan kita, oleh karenanya jika seseorang menyadari akan hal ini, maka dia akan memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana dalam ayat-Nya Dia berfirman : "Ketahuilah, bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu. Maka takutlah kepada-Nya." (Qs. Al-Baqarah : 235)
Dia Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya) ?" (Qs. Al-'Alaq : 14)
Dalam ayat yang lainnya Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan di langit." (Qs. Aali Imran : 5)
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengisahkan perkataan Luqman kepada anaknya, "Wahai anakku ! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Teliti." (Qs. Luqman : 16)
15. Menolong wali-wali Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dalam satu hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang dengannya …" (HR. Bukhari)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan cirri-ciri para wali-Nya, "… Tidaklah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Akau akan menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, dan jika ia meminta pertolongan niscaya Aku lindungi." (HR. Bukhari)
Perhatikanlah ikhwani wa akhawati fillah, barangsiapa yang menolong wali-wali Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak memusuhi mereka, maka dia adalah orang yang telah memperbaiki hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Yang dimaksud wali Allah adalah orang yang memiliki 2 sifat, yaitu takwa dan keimanan. Seluruh orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka mereka adalah wali-wali Allah, dan hendaknya kita menolong wali-wali tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Ingatlah, wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka itu tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa." (Qs. Yunus : 62-63)
Di antara wali-wali Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu para Sahabat Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama, kita harus mencintai mereka, kita harus menolong mereka, di antara para Sahabat yang paling utama adalah para Khulafaur' Rasyidun, Abu Bakar Radhiyallaahu 'Anhu, 'Umar Radhiyallaahu 'Anhu, 'Utsman Radhiyallaahu 'Anhu dan 'Ali Radhiyallaahu 'Anhu. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuji para Sahabat Radhiyallaahu 'Anhum dalam banyak ayat-Nya. Di antaranya, dalam firman-Nya : "Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (Qs, At-Taubah : 100)
16. Bertawakal dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maksudnya adalah kita tidak bersandar dan tidak berharap kepada sebab, akan tetapi engkau melakukan sebab, dan jangan sampai engkau menyangka bahwa sebab itulah yang membuahkan hasil. Tetapi yang mendatangkan keberhasilan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana dalam firman-Nya : "… Dan bertawakallah kamu kepada Allah. Cukuplah Allah yang menjadi pelindung." (Qs. An-Nisaa' : 81)
Lihatlah perkataan yang indah dari seorang keluarga fir'aun, dia berkata, "… Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan para hamba-Nya. Maka Allah memeliharanya dari tipu daya mereka …" (Qs. Ghaafiir : 44-45)
Dan yang semisal dengan tawakal adalah takwa, bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, takwa ini mencegah kita dari kotoran-kotoran yang akan membersihkan hati kita dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan bersegeralah kalian mencari ampunan dari Rabbmu, dan mendapatkan surge yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs. Aali Imran : 133)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "… Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs. Al-Qashash : 83)
Sesungguhnya kita dapati, terkadang seorang yang bertakwa di awal perkaranya dia mendapati perkara-perkara yang sulit, musibah yang menimpanya membuat hatinya sempit, akan tetapi ternyata di akhirnya merupakan keindahan, merupakan kesudahan yang baik. Oleh karenanya, di antara cara-cara memperbaiki hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam satu hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta'ala befirman : "Aku menuruti prasangka hambaku terhadap-Ku, maka silahkan untuk berprasangka sesuai apa yang dikehendaki." (HR. Ad-Darimi)
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, “Janganlah salah satu di antara kalian meninggal dunia kecuali dia berprasangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim no. 2877)
Dan di antara bentuk persangkaan baik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah meyakini bahwasanya barangsiapa yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan meraih banyak manfaat dan faedah.
BUAH DARI MEMPERBAIKI HUBUNGAN BAIK dengan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala
Buah dari memperbaiki hubungan baik dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala sangatlah banyak, di antaranya :
1. Meraih keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Oleh karenanya, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar Allah meridhai kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "… Jika kamu bersyukur, Dia akan meridhai kesyukuranmu itu." (Qs. Az-Zumar : 7)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Rabb mereka telah memberi kabar gembira kepada mereka dengan rahmat dan keridaan dari-Nya …" (Qs. At-Taubah : 21)
Jika Allah telah meridhai kita, maka kita akan diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jika engkau tidak diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka engkau akan dihinakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Dimasukannya ke dalam surga.
Orang yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan dimasukkan ke dalam surga, Allah akan mudahkan hisabnya, akan mudahkan baginya melewati shirath, sehingga dia bisa masuk surga dan melewati shirath dengan cepat tanpa terhenti sama sekali. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa." (Qs. Maryam : 63)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "(Yaitu) Surga-surga 'adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa." (Qs. An-Nahl : 31)
3. Mendapat kebahagiaan di dunia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Katakanlah (Muhammad), 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk para hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik ?' Katakanlah, 'Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari kiamat …" (Qs. Al-A'raaf : 32)
Artinya adalah, orang-orang yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, mereka akan diberi kenikmatan di dunia sebelum kenikmatan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : " … Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki di dalamnya tidak terhingga." (Qs. Ghaafiir : 39-40)
Dan di antara kiat agar kita bisa memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu ditimpa adzab yang pada hari yang besar (Kiamat). Hanya kepada Allah-lah kamu akan kembali." (Qs. Hud : 3-4)
4. Mendapat ketenangan dan ketentraman.
Orang-orang yang menjalin hubungan baik dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan merasa aman dan merasa tentram, sehingga tidak terganggu diri-diri mereka, tidak terganggu kehormatan mereka dan juga tidak terganggu harta-harta mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Mereka adalah orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (Qs. Al-An'aam : 82)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Maka hendaklah mereka menyembah Rabb (pemilik) rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan." (Qs. Quraisy : 3-4)
5. Mendapat penjagaan dari kejahatan musuh-musuh kita.
Bagaimanapun musuh-musuh kita memiliki kekuatan yang besar, bagaimanapun kehebatan mereka, bagaimanapun besarnya pasukan perang mereka, akan tetapi jika Allah berkehendak, maka mereka tidak akan mampu memberi kemudharatan sedikitpun kepada kita, hal itu karena kita telah dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lihatlah bagaimana kondisi Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama, tatkala berhijrah dari kota Mekkah menuju Madinah, sementara para pemuda Quraisy yang berjumlah seratus orang lengkap dengan persenjataan mereka hendak membunuh Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama, akan tetapi Allah menjaga beliau dari serangan mereka. Lihat pula Ibrahim 'Alaihissalam, tatkala kaumnya hendak melemparkannya ke dalam api, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjaga Nabi Ibrahim dengan berkata, "Wahai api ! Jadilah engkau dingin dan penyelamat bagi Ibrahim." (Qs. Al-Anbiyaa' : 69)
Tatkala Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama berada dalam sebuah goa bersama Abu Bakar Radhiyallaahu Ta'ala 'Anhu, sementara pasukan Quraisy sudah mendekati mulut goa dan hendak menangkap Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama, maka beliau berkata kepada Abu Bakar Radhiyallaahu Ta'ala 'Anhu, "… Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (Qs. At-Taubah : 40)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi." (Qs. Ghaafiir : 51)
Barangsiapa yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan dijaga dari musuhnya, betapapun kuat musuhnya, Allah akan tetap menjaganya.
Di akhir pengajian kita ini, Asy-Syaikh hafidzhahullaahu menyebutkan 2 faidah yang tersisa dari memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pertama, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan ketenangan hati, ketentraman hati bagi orang-orang yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang Mukmin …" (Qs. Al-Fath : 2)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman : "Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat …" (Qs. Ibrahim : 27)
Adapun faedah yang terakhir yaitu Allah akan saling mempersatukan orang-orang yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana dalam firman-Nya disebutkan : "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai …" (Qs. Aali Imran : 103)
Dan dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "… Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka …" (Qs. Al-Anfaal : 63)
Karenanya, orang-orang yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan nampak ketentraman dan persatuan di antara mereka. Tidak ada yang bisa memberikan ketenangan, ketentraman dan persatuan di antara kita, kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan di akhir dari pembahasan ini, Asy-Syaikh hafidzhahullaahu membawakan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : "… Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)." (Qs. An-Nisaa' : 66)
Oleh karenanya, semua ini bukan hanya sekedar teori semata, akan tetapi juga sebagai nasehat-nasehat yang hendaknya kita kerjakan. Dan barangsiapa yang mengerjakan nasehat-nasehat ini, maka dia akan mendapatkan banyak kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar Dia mudah untuk memperindah hubungan kita dengan-Nya, dan agar kita juga tidak hanya memenuhi hak-hak manusia semata, akan tetapi kita juga memenuhi hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan agar kita tidak hanya memperindah hubungan dengan manusia, akan tetapi jauh lebih utama yaitu kita memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Wallaahu Ta'ala A'lam bish-Shawaab …
Diselesaikan dan disusun oleh saudara kalian, al-Faqiir ilaa rahmatillah
Abul Fida' Febby Eka Buddiyanto Al-Faumanni
Paoman, Indramayu – Jawa Barat
19 Sya'ban 1434 H / 28 Juni 2013 M
Disadur:
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=265730003569653&set=at.111107895698532.15534.100003979656825.100001143965317&type=1&theater
Artikel:
SMIndramayu.Blogspot.Com