Edisi 23 / Th. I / Jumadits Tsani 1434 H
Oleh : Ust. Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman hafidzhahullaahu
Hubungan persaudaraan dan hubungan cinta seseorang terkadang tersandung aral melintang yang berserakan di jalan kehidupan. Salah satu batu rintangan yang dapat merusak hubungan adalah benalu yang dapat mencuri cinta dan merusak ukhuwwah.
MERAJUT UKHUWWAH
Sungguh, Allah Ta'ala telah berfirman : "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara …" (Qs. al-Hujuraat : 10)
Dan Allah Ta'ala juga berfirman : " … Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara …" (Qs. Aali 'Imraan : 103)
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Telah menimpa kalian penyakit-penyakit umat-umat sebelum kalian : hasad dan benci. Dan hal itu merupakan penyakit yang memutus. Aku tidak mengatakan memutus rambut, tetapi memutus agama. Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya. Kalian tidak akan masuk Surga hingga beriman. Dan kalian tidak beriman sampai saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sebuah perkara yang dapat mengokohkan keintaan ? Sebarkan salam di antara kalian." (HR. Tirmidzi no. 2510, hadits hasan dan dihasankan oleh al-Albani dalam al-Irwaa' no. 238)
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama juga bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan sebuah amalan yang lebih utama dari puasa, shalat dan sedekah ?" Mereka menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mendamaikan 2 orang yang berselisih. Karena rusaknya orang yang berselisih adalah kehancuran." (HR. Tirmidzi no. 2509. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Ghayatul Maram no. 414 dan al-Misykah no. 5038)
Sesungguhnya persaudaraan antara kaum Muslimin termasuk fondasi penting dalam agama ini. Persatuan di antara mereka adalah ikatan yang paling kuat dalam syari'at yang mulia ini. Oleh karena itu, menjaga hubungan dan ukhuwwah kaum Muslimin merupakan kewajiban yang paling wajib. Menjaga hak-hak kaum Muslimin merupakan kewajiban yang utama. Karenanya, Islam mengharamkan segala sesuatu yang dapat merusak, mengendorkan atau melemahkan ikatan tali ukhuwwah.
PARA BENALU PERUSAK CINTA DAN PERSAUDARAAN
Berikut ini adalah para pencuri cinta dan perusak ikatan ukhuwwah antara kaum Muslimin yang dapat merusak jalinan kasih saying antara kaum Muslimin.
1. Tukang sihir yang memisahkan antara istri dan suaminya.
Ulah para tukang sihir yang memisahkan pasutri dengan berbagai cara seperti santet dan pellet adalah perbuatan kufur yang tidak kita ragukan lagi. Allah Ta'ala berfirman : " … Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir." Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Dan mereka tidak mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka …" (Qs. al-Baqarah : 102)
2. Yang memisahkan antara anak dan ibunya.
Ketika seorang ibu mempunyai anak perempuan atau laki-laki, kemudian anak-anak beranjak dewasa dan mendekati usia pernikahan. Maka sang ibu akan mencarikan jodoh yang terbaik bagi anak-anak mereka. Setelah dapat jodoh dan pernikahan dilangsungkan, sang ibu akan sangat bahagia melihat anaknya sudah bersanding dengan orang yang dia cintai.
Tidak ada harapan dari seorang ibu kecuali menginginkan rumah tangga keduanya rukun, damai dan bahagia. Namun, ada sebagian menantu, ketika melihat suami atau istrinya sangat cinta dengan ibunya, mereka berusaha memisahkan orang tuanya darinya. Bahkan para menantu ini berani membuat ancaman dengan memberi pilihan : "Apakah ingin hidup bersama ibumu ataukah hidup bersamaku !" Tidakkah para menantu yang punya perlakuan semacam ini ingat sabda Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama yang berbunyi, "Barangsiapa yang memisahkan antara ibu dan anaknya, maka pada hari Kiamat Allah Ta'ala akan pisahkan dirinya dengan orang yang dia cintai." (HR. Tirmidzi no. 1661, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 2146, al-Misykah no. 3361)
3. Wanita meminta seorang laki-laki untuk menceraikan istri atau madunya.
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Tidak halal bagi seorang wanita ceraikan saudaranya agar mendapat bagian sepenuhnya. Karena dia hanya berhak mendapat apa yang telah ditentukan." (HR. Bukhari no. 5152 dan Muslim no. 1413)
Al-Hafidzh Ibnu Hajar berkata, "Imam an-Nawawi mengatakan, 'Makna hadits ini adalah larangan bagi seorang wanita asing untuk meminta kepada laki-laki beristri agar menceraikan istrinya supaya menikahinya. Sehingga sepenuhnya dia akan mendapat nafkah dan kebaikannya tidak kepada istri yang telah diceraikan.' Adapun Imam Ibnu 'Abdil Barr membawa makna hadits ini bagi seorang istri yang meminta suami untuk menceraikan madunya." (Fathul Baari, 9 / 218)
4. Pengadu domba dan provokator.
Mengadu domba di antara dua orang adalah akhlak tercela. Perbuatan tersebut merupakan racun yang dapat merusak persahabatan dan persaudaraan, merusak tali silaturrahim dan kehidupan rumah tangga, menimbulkan permusuhan dan kejelekan lainnya yang sangat banyak. Hendaklah orang yang suka mengadu domba merenungi firman Allah Ta'ala : "Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela yang kian kemari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya." (Qs. al-Qalam : 10-13)
Bahkan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallama bersabda, "Tidak masuk Surga orang yang berbuat namimah (mengadu domba)." (HR. Bukhari no. 6056 dan Muslim no. 105)
Al-Hafidzh Ibnu Hajar Rahimahullaahu berkata, "Imam al-Ghazali mengatakan, 'Selayaknya bagi orang yang dibawakan (kepadanya) namimah untuk tidak membenarkan orang yang berbuat namimah dan jangan berprasangka jelek kepada orang yang diadu dombakan. Hendaknya dia melarang orang yang berbuat namimah, mencela perbuatannya dan membencinya jika dia tidak berhenti dari perbuatan namimahnya." (Fathul Baari 10 / 581)
5. Orang yang buruk sangka.
Buruk sangka termasuk perangai tercela. Tidak patut bagi seorang Muslim mengikuti persangkaan jeleknya kepada saudaranya sesama Muslim. Tidak boleh bagi siapa pun merusak harga diri saudaranya sesama Muslim hanya berdasarkan dugaan dan prasangka yang belum tentu benar. Allah Ta'ala sangat mencela orang yang selalu menuruti persangkaannya yang tidak berdasar ilmu. Allah Ta'ala berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa …" (Qs. al-Hujuraat : 13)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullaahu mengatakan, "Allah Ta'ala melarang para hamba-Nya yang beriman perbuatan banyak curiga, prasangka dan dugaan, baik kepada keluarga, kerabat atau manusia pada umumnya jika tidak pada tempatnya. Karena pada sebagian prasangka dan curiga itu terdapat dosa, maka jauhilah perbuatan banyak curiga sebagai antisipasi dari dosa." (Tafsir Ibnu Katsir 7 / 377)
Imam Ibnu Hajar al-Haitami memasukkan buruk sangka sebagai perbuatan dosa besar. Beliau Rahimahullaahu berkata, "Dosa besar ini termasuk perkara yang harus diketahui oleh seorang mukallaf, agar dia bisa terhindar dan dapat mengobatinya. Karena, barangsiapa yang dalam hatinya ada perangai buruk sangka, dia tidak akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan hati yang selamat. Dosa besar ini menjadikan seorang hamba tercela, lebih besar celaannya dari perbuatan zina, mencuri, meminum khamr dan dosa lainnya karena dampak kerusakan dari buruk sangka sangat besar, pengaruhnya sangat jelek dan akan terus ada." (az-Zawajir hlm. 106)
Sebagai penutup, marilah kita simak nasihat indah dari seorang ulama, Imam Ibnul Jauzi Rahimahullaahu, beliau berkata, "Wahai saudaraku, ikatlah jiwa ini dengan ikatan yang kuat. Jauhkanlah hati ini dari perangai dosa. Bacalah lembaran-lembaran penuh hikmah dengan lisan yang paham. Wahai orang yang ajalnya menanti di belakang dan angan-angannya di depan, wahai orang yang menerjang dosa … bangunlah wahai orang yang tertidur ! Berapa banyak tahun-tahun yang telah engkau lalui dan sia-siakan ?! Dunia seluruhnya adalah tempat tidur dan mimpi yang paling indah di dunia hanyalah mimpi perasaan saja. Akalnya orang yang tua seperti akalnya anak-anak. Maka setiap orang yang mampu menguasai jiwanya, maka dia adalah orang yang punya cita yang kuat. Kelalaian ini sungguh telah terhenti dan musibah ini telah dekat, maka kita semua milik Allah Ta'ala dan kita semua akan kembali kepada-Nya." (Bahrud Dumu' hlm. 44)
Maraji' : Majalah Al-Furqan Edisi 8 / Th. XI Rabi'ul Awwal 1433 H
Disadur :
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=237733953035925&set=at.111107895698532.15534.100003979656825.100001143965317&type=1&theater
Artikel:
SMIndramayu.blogspot.com